Kejang sebagai tanda step disertai deman maupun tidak, bisa berdampak fatal. Itulah sebabnya, setelah memberikan pertolongan pertama maka segera bawa si kecil ke rumah sakit terdekat.
sumber foto :
http://balihealthdigest.com/assets/posting/Tetap-Tenang-Jika-ANAK-KEJANG-DEMAM_179115.jpg
Kejang sendiri dapat terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan. Salah satu penyebab terjadinya kejang demam yaitu tingginya atau naiknya suhu badan anak. Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip/step.
Masalahnya, toleransi masing-masing anak terhadap demam sangatlah bervariasi. Pada anak yang toleransinya rendah, maka demam pada suhu tubuh 38°C pun sudah bisa membuat sang anak kejang. Sementara pada anak-anak yang toleransinya normal, kejang baru dialami jika suhu badan sudah mencapai 39°C atau lebih.
Segeralah Bawa Anak Ke Dokter
Untuk mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang lebih berbahaya, disarankan agar orangtua segera memberikan pertolongan pertama begitu mengetahui sang anak mengalami kejang demam. Kemudian, jangan tunggu waktu lagi dan segeralah bawa si kecil ke dokter atau ke rumah sakit terdekat. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang, entah cuma beberapa detik atau sekian menit.
Dengan membawa pada Dokter atau ke Rumah Sakit, maka si kecil akan mendapatkan penanganan lebih lanjut yang tepat dari para ahli. Biasanya dokter juga akan memebrikan obat penurun panas dan sekaligus membekali obat untuk mengatasi kejang dan antikejang. Bila kejang emam tidak segera memperoleh penanganan yang semestinya, sang anak akan terancam bakal terkena retardasi mental.
Pasalnya, kejang demam dapat menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Jadi, kalau kejang itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan sel-sel yang rusak pun akan semakin banyak. Bukan tak mungkin tingkat kecerdasan anak akan menurun drastis dan tidak dapat lagi berkembang secara optimal.
Bahkan ada beberapa kasus kejang demam dapat menyebabkan epilepsi pada anak. Tang tidak kalah penting begitu sang anak terkena kejang demam, orangtua pun harus ekstra berhati-hati. Soalnya dalam setahun pertama setelah kejadian, kejang serupa dapat terulang kembali dan lebih hebat.
Untuk antisipasi, saat ini sediakan obat penurun panas dan obat anti kejang yang telah diresep oleh dokter. Meskipun begitu, orantua juga jangan terlalu berlebihan khawatir. Karena dengan penanganan yang tepat dan segera, kejang demam yang berlangsung beberapa saat umumnya tidak menimbulkan gangguan fungsi otak. Berikut ini ciri-ciri kejang :
Kedua kaki dan tangan kaku disertakan gerakan kejut yang kuat dan kejang selama 5 menit.
Bola mata berbalik ke atas.
Gigi terkatup.
Muntah.
Tidak jarang sang anak berhenti napas sejenak.
Pada beberapa kasus tidak dapat mengontrol pengeluaran buan air besar atau air kecil.
Pada kasus berat, sang anak kerap tidak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga bervariasi, dari beberapa detik hingga puluhan menit.
TIPS ATASI KEJANG DEMAM
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai kejang dan demam pada sang anak. Suhu tubuh normal aanak berkisar antara 36-37 derajat celcius. Sang anak dikatakan demam jika terperatur tubuhnya yang diukur melalui mulut atau telinga menunjukkan angka 37,8 derajat melalui rektum 38 derajat C dan 37,2 derajat C. Sebelum demam semakin tinggi, segeralah beri obat penurun panas.
Sebagai orangtua, Anda jangan terlalu mudah mengatakan sang anak demam atau tidak hanya dengan menempelkan punggung tangan di dahi anak. Cara ini jelas tidaklah akurat karena amat dipengaruhi oleh kepekaan dan suhu badan orangtua sendiri. Termometer air raksa diyakini merupakan cara yang paling akurat dan tepat untuk mengukur suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh akan lebih akurat jika termometer tersebut ditempatkan di rongga mulut atau rektum / anus dibanding di ketiak.
Ketika menghadapi sang anak kejang demam, sedapat mungkin cobalah bersikap tenang. SIkap panik hanya akan membuat kita tidak tahu harus berbuat apa, mungkin saja akan membuat penderitaan anak semakin parah.